Powered By Blogger

iklan

Bisnis 100% Tanpa Modal

Senin, 07 November 2011

SANTRI IDEAL....???


Oleh : Mbah IIsmun
Santri, orang yang mencurahkan segala waktu dan pikirannya untuk menuntut ilmu di sebuah lembaga pendidikan berwujud pondok pesantren, dengan ciri-ciri yang digambarkan oleh Al-Zarnuji dalam kitab klasiknya, Ta'liim al-Muta'allim Thoriiq al-Ta'allum, mereka yang disebut santri ideal dalam pembahasan ini.
Untuk menjadi santri ideal versi al-Zarnuji, santri harus menjalani banyak ritual  mencakup proses awal sebelum menuntut ilmu diantaranya memilih guru; teman; bidang ilmu apa yang akan dipelajari; memperbaiki niat, selama masa belajar diantaranya Menghormati ilmu; ahli ilmu/guru/kyai; kitab; kesungguhan ketika belajar dan akhirnya menyimpan ilmu yang telah dipelajari dalam diri agar tidak cepat hilang dengan jalan bertawakkal kepada Alloh serta menjauhi hal-hal yang menyebabkan lupa.
Dalam pembahasan ini dibatasi hanya pada etika atau moral santri ideal ketika menuntut ilmu sebagai prasyarat kemanfaatan ilmunya kelak ketika terjun di masyarakat. Etika atau moral yang dimaksud adalah :
a.      Menghormati Ilmu
Sebagai pencari, santri harus menghormati ilmu dengan cara menanamkan dalam hatinya bahwa jalan yang ditempuhnya yakni mencari ilmu merupakan jalan yang benar dan mulia, bahwa dengan ilmu orang akan dinaikkan derajatnya oleh Alloh. Terdapat sebuah ungkapan bahwa hormat itu lebih baik dari pada taat, manusia tidak menjadi kafir karena melanggar perintah Alloh, tetapi dia akan dianggap kafir ketika meninggalkan rasa hormat pada-Nya
b.     Menghormati Kyai/Guru
Guru atau kyai mempunyai peran penting terhadap keberhasilan belajar santri, sebab itu menghormatinya merupakan sebuah keharusan. Menghormati guru adalah berusaha untuk mendapatkan ridlonya, menjauhi penyebab kemurkaannya serta mematuhi perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Alloh. Beberapa contoh seperti tidak berjalan di depannya, tidak duduk di tempat duduknya, tidak memulai percakapan kecuali seizinnya, tidak berbicara banyak di depannya dan masih banyak lagi termasuk memuliakan keluarganya, hingga tidak mempelajari ilmu kecuali telah dipilihkan dan direkomendasi oleh guru.
c.      Memuliakan Kitab
Termasuk diantaranya tidak mengambil kitab kecuali dalam kondisi suci dari hadats, tidak menyelonjorkan kaki kearahnya, menulis dengan rapi dan jelas makna, terjemah atau catatan dalam kitab hingga menghindari sebisa mungkin menulis dengan tinta merah. 


d.     Menghormati Teman
Ini dimaksudkan agar teman-teman selalu berdo'a yang baik untuk kita, bukan sebaliknya, sebab do'a orang yang bergelut dengan ilmu lebih banyak kemungkinan terkabul dari pada tidaknya. Menghormati teman bisa ditunjukkan dengan selalu berusaha berbicara baik dan sopan pada mereka, toleransi, tolong-menolong dan sebagainya.
e.      Menjauhi Perbuatan Maksiat
Ilmu banyak digambarkan sebagai cahaya, menerangi orang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu untuk menapak jalan kehidupan. Di sisi lain perbuatan maksiat ibarat kegelapan yang menyesatkan pejalan. Maka sebuah kemustahilan cahaya dan gelap menjadi satu, ilmu tak akan didapat dengan tetap membiasakan berbuat kemaksiatan.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar